logo blog

Cara membuat Proposal Skripsi

Cara membuat Proposal Skripsi

Baiklah disini saya akan sedikit berbagi ilmu tentang 

 Yang pertama kita harus tau sistematika penulisan nya dlu sob, nah setelah itu bru kita tulis sesuai judul skripsi kita. nah untuk lebih jelasnya lagi lihat contoh skripsi di bawah ini :

Sisitematika Penulisan proposal
1. Judul Proposal  ( Skripsi )

2. Bab I
    1.1 Latar belakang ( tentang Skripsi )
    1.2 Rumusan Masalah (
    1.3 Batasan Masalah
    1.4 Tujuan Penilitian
    1.5 Manfaat Penelitian
    1.6 Keaslian Penelitian

3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. BAB III METODE PENELITIAN




Dibawah ini contoh proposal skripsi yang berjudul Analisa Performa sisitem pompa Air Baku dari Intake 1 Ilir ke Instalasi 3 Ilir di PDAM Tirta Musi Palembang 
( Judul di tulis huruf kapital ya sob )


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Air adalah salah satu unsur penting yang ada di bumi yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan dan semua jenis makhluk hidup. Oleh karena itu air ini sendiri sering disebut sumber kehidupan yang dimana ada air maka disitu pula terdapat kehidupan.
Di dunia industri sebagaian besar fluidannya mengalir pada saluran pipa dan valve. Maka dari itu, sangatlah penting untuk mengetahui sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran suatu cairan dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya. Terdapat banyak model bukaan pada saat membuka atau menutup valve seperti bukaan ½ , ¼ , ¾, dan penuh sangat berpengaruh pada laju aliran fluida.  
Perkembangan dunia industri yang semakin pesat beriringan dengan memasuki era globalisasi. Banyak dilakukan pengujian-pengujian pengaruh variasi cela valve  dan variasi jenis valve terhadap laju aliran. Contoh efek dari pengaruah variasi cela valve  dan variasi jenis valve terhadap laju aliran, akan berpengaruh pada volume fluida tersebut, semakin besar pemampatan fluida dengan kecepatan aliran yang konstan maka kecepatan aliaran fluida tersebut akan semakin cepat.
Fenomena bentuk laju kecepatan aliran  yang terjadi pada suatu fluida bisa kita teliti dengan melihat bentuk dari aliran yang terjadi dan menghitung laju keceptan aliran setiap bukaan pada valve.
Maka dari itu pada penelitian tugas akhir ini yang akan dilaksanakan di Universitas IBA Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin adalah dengan membuat rangkaian alat uji. Dan untuk menentukan apakah laju kecepatan aliran fluida berpengaruah pada bukaan valve dan variasi valve tersebuat.
1.2  Rumusan Masalah
Dari penggambaran yang penulis berikan pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah sebagai berikut :
1.      Mengamati perbedaan debit dengan kecepatan aliran pada ball valve, gate valve, dan globe valve.
2.      Mengetahui kerugian pada ball valve, gate vave dan globe valve   pada berbagai bukaan valve dan debit aliran.
1.3  Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Fluida yang digunakan adalah air
2.      Pengujian pada ball valve,gate valve,dan globe valve dengan ukuran ¾ inci pada bukan ¼ , ½ , ¾ ,dan penuh 
3.      Pada pipa diameter 22 mm
1.4  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah menganalisa kerugian pada ball valve, gate valve, dan globe valve dan debit aliran dengan cara membandingkan debit aliran tersebut pada bukaan valve  ¼ , ½ , ¾ dan penuh.
1.5  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1.    Mengetahui perbandiang bukaan valve pada debit aliran.
2.    Mengetahui kerugian head dari ball valve, gate valve dan globe valve
3.    Alat pengujian ini bisa di gunakan untuk praktikum Fenomena Dasar.
1.6  Keaslian Penelitian

Untuk Membuktikan keaslian Penelitian ini, Peneliti Mencari Informasi di Perpustakaan Universitas,Perpustakaan Daerah, bahkan mencari melalui google (internet), tidak ditemukan kesamaan sama sekali, sehingga Peneliti dapat meyakini bahwa judul yang Peneliti angkat ini tidak terjadi Plagiat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Fluida merupakan zat yang berubah bentuk secara kontinyu (terus menerus) bila terkena tegangan geser, berapapun kecilnya tegangan geser itu.Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada keadaan sebenarnya apakah fluida itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Aliran dalam pipa telah banyak dijumpai dalam kehidupansehari-hari maupun dalam prosesproses industri. Dalam kehidupansehari-hari hal tersebut dapat dilihat pada aliran di saluran pembuangan,aliran semen dan pasir di pipa dan lain-lain.
2.2 Sifat-sifat Umum Aliran Pipa
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan untuk mengalirkan fluida. Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas. 
Perbedaan antara saluran terbuka dan tertutup yaitu pada saluran terbuka adanya permukaan bebas yang berupa udara dengan tekanan atmosfer dan menyebabkan tekanan fluida saat masuk sama dengan tekanan fluida saat keluar dari saluran terbuka,  sedangkan pada aliran fluida tertutup seluruh penampangnya penuh dialiri fluida tanpa ada permukaan bebas yang berupa udara dan menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan fluida antara saluran masuk dan saluran keluarnya. seperti  contoh pada gambar 2.1. Oleh karena itu konsep analisis aliran pada pipa harus dalam kondisi pipa dialiri dan terisi penuh dengan fluidanya.
Gambar 2.1 Aliran Tertutup dan Aliran Terbuka
Fluida yang bergerak dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kategori. Fluida inkompresibel adalah suatu fluida yang tidak dapat dimampatkan dan contohnya cairan. Sedangkan fluida kompresibel adalah fluida yang mampu dimampatkan contohnya adalah gas. Fluida inkompresibel juga dapat dikatakan fluida yang mempunyai kekentalan atau viskositas, berbeda dengan fluida kompresibel yang tidak mempunyai kekentalan.
Aliran fluida pada fluida yang mempunyai kekentalan disebut juga aliran viscos, viscositas adalah sifat zat cair yang dapat menyebabkan terjadinya tegangan geser pada waktu zat cair bergerak atau mengalir. Pada fluida yang mengalir dalam sebuah pipa viscositas fluida dapat berubah karena pengaruh temperatur. Contoh dari tabel 2.1. Viscositas kinematik air semakin kecil bilamana temperatur air tersebut semakin tinggi.

Tabel 2.1 Sifat air (Viskositas Kinematik) pada tekanan atmosfer 
Suhu
ºC
Viskositas kinematik (ν)
M2/detik
Suhu
ºC
Viskositas kinematik (ν)
M2/detik
0.0
1.795 x 10-6
50.0
0.556 x 10-6
5.0
1.519 x 10-6
60.0
0.477 x 10-6
10.0
1.308 x 10-6
70.0
0.415 x 10-6
20.0
1.007 x 10-6
80.0
0.367 x 10-6
30.0
0.804 x 10-6
90.0
0.328 x 10-6
40.0
0.661 x 10-6
100.0
0.296 x 10-6

Aliran fluida viskos dapat dibedakan menjadi 2(dua) macam. Apabila pengaruh kekentalan cukup dominan sehingga partikel-partikel fluida bergerak secara teratur menurut lintasan lurus maka disebut laminer. Aliran laminar terjadi apabila kekentalan yang besar dan kecepatan aliran kecil. Dengan berkurangnya pengaruh kekentalan atau bertambahnya kecepatan aliran fluida aliran laminer akan berubah menjadi aliran turbulen. Pada aliran turbulen partikel-partikel fluida bergerak secara tidak teratur.
2.3    Valve
Valve atau yang biasa disebut katup adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya.
1.      Macam-macam valve
a.      Gate valve
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.
b.      Globe valve
         Global Valve digunakan untuk mengatur besar kecilnya laju aliran fluida dalam pipa (throttling). Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve ditutup.

             c.       Ball Valve

        Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi.

2.4 Aliran Laminer dan Turbulen Dalam Sebuah Pipa
            Aliran fluida di dalam sebuah pipa mungkin merupakan aliran laiminar atau aliran turbulen. Osborne Reynolds (1842-1912), ilmuwan dan ahli matematika Inggris, adalah orang yang pertama kali membedakan dua klasifikasi aliran ini dengan menggunakan sebuah peralatan sederhana seperti yang di tunjukan pada Gambar. 2.2a. Jika air mengaliar melalui sebuah pipa berdiameter D dengan kecepatan rata-rata V, sifat-sifat berikut ini dapat diamati dengan mengijeksikan zat pewarna yang mengambang seperti ditunjukan. Untuk “laju aliran yang cukup kecil” guratan zat pewarna (sebuah garis guratan) akan tetap berupa garis yang terlihat jelas selama mengalir, dengan hanya sedikit saja menjadi kabur karena difusi molekuler dari zat pewarna ke air di sekelilingnya. Untuk suatu “laju aliran sedang” yang lebih besar, guratan zat pewarna berfluktuasi menurut waktu dan ruang, dan akan putus-putus dengan perilaku tak beraturan muncul di sepanjang guratan. Semetara itu, untuk “laju aliran yang cukup besar” guratan zat pewarna dengan sangat segera menjadi kabur dan menyebar disebuah pipa dengan pola yang acak. Ketiga karakteristik ini, yang masing-masing di sebut sebagai aliran laminar, transisi dan turbulen, diilustrasikan pada gambar 2.2b.

Gambar 2.2 (a) Eksperimen untuk mengilustrasikan jenis aliaran (b) aliran laminer, aliran transisi dan aliran turbulen
Aliran dalam pipa adalah laminar bilamana bilangan Reynolds-nya kurang dari kira-kira 2100. Aliran dalam pipa adalah aliran turbulen jika bilangan Reynolds-nya lebih besar dari kira-kira 4000. Untuk bilangan Reynolds diantara kedua batas ini , aliran mungkin berubah dari keadaan laminar menjadi keadaan turbulen dengan prilaku aliran acak yang jelas disebut aliran transisi.
Menurut Reynold, untuk membedakan apakah aliran itu laminer atau turbulen dapat menggunakan bilangan tak berdimensi yang disebut Bilangan Reynold. [1]
Bilangan ini dapat dihitung dengan persamaan berikut:
2.5 Viskositas
     Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk meyatakan hambatan atau kekentatlan fluida terhadap deformasi. Hukum viskositas pada fluida newtonian meyatakan bahwa laju aliran di katakan dengan viskositas berbanding lurus dengan tegangan geser. Viskositas fluid ini di pengaruhi oleh banyak hal, misalnya, suhu, larutan, bentuk partikel dan lain-lain. Viskositas dinyatakan dalam dua bentuk, antara lain:
a.       viskositas dinamik
     viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahanya, besaran nilai viskositas dinamik tergantung dari faktor seperti viskositar dinamik air pada temperatur lingkungan dalam kg/m.s
b.      viskositas kinetik
viskositas kinatik adalah perbandingan viskositas dinamik terhadap density (kerapatan) massa jenis fluida tersebut.
2.6 Persamaan Kontinuitas
Suatu aliran yang melalui sebuah pipa, yang diilustrasikan dengan gambar 2.3 seperti dibawah ini.
Gambar 2. 3 Aliran Melalui Tabung[10]
Kecepatan fluida pada sembarang titik V dan arah lurus dari suatu penampang kerapatan fluida (𝜌) maka massa fluida yang penampangnya persatuan waktu adalah :
 m = ∫𝜌 . V . dA
Dalam aliran tetap melalui suatu tabung, dimana tidak ada fluida yang menembus dinding maka besar massa fluida yang melalui penampang satu dan dua adalah sama.
Jadi 1 𝜌 . V . dA = ∫2 𝜌 . V . dA = tetap
Persamaan ini disebut persamaan kontinuitas.
Untuk aliran satu dimensi kecepatan disetiap penampang adalah harga rata-rata dari kecepatan pada penampang tersebut. Jika kecepatan rata-rata, luas penampang , dan kerapatan pada luas penampang satu dan dua masing-masing adalah V1, V2, A1, A2, 𝜌1,  dan 𝜌2 , maka persamaan kontinuitas dapat ditulis :
𝜌1 .  V1 . A1 = 𝜌2 . V2 . A2 = tetap
Untuk fluida incompressible 𝜌 sama dengan tetap jadi :
A1 . V1 = A2 . V2 = Q = tetap
Q disebut kapasitas aliran atau debit aliran, yaitu volume aliran fluida yang melalui penampang per satuan waktu
Q = V . A                                                                                                 (2.4)    
Dimana :
Q  : Debit aliran (m3/s)
V  : kecepatan aliran (m/s)
A  : luas penampang (m2)
Karena
A = ¼ . 𝜋 . d2                                                                                                                           (2.5)
2.7 Diagram Moody
       Diagram moody adalah sebuah repenstasi garis dari persamaan ini, yang merupakan pencocokan empiris dari data penurunan tekanaan aliran pipa. Penurunan tekanan dan kerugian head dalam sebuah pipa tergantung pada tegangan geser w  antara fluida dan permukan pipa. Sebuah perbedan mendasar dari antara aliran laminar dan turbulen adalah bahwa tegangan geser untuk aliran turbulen adalah fungsi dari kerapatan  untuk aliran laminartengangan geser tidak tergantung pada kerapatan sehingga hanya viskositas  yang menjadi sifat yang penting.
Tabel 2. 1 diagram moody
Dari tabel di atas maka kita bisa mentukan nilai dari faktor  f dari nilai bilangan reynol numner dan Є/D
2.8 Kerugian minor (Minor Losses)
Kerugian head pada bagian pipa yang panjang dan luas dapat dihitung dengan memgunankan faktor gesekan yang diperoleh baik dari diagram Moody atau persamaan Colebrook. Namun demikian, kebanyakan sistem perpipaan bukan hanya terdiri dari sekedar pipa-pipa lurus saja. Komponen-komponen tambahan ini (katup, belokan, sambungan T, dan sejenisnya) memperbesar kerugian head keseluruhan dari sistem. Kerugian-kerugian itu secara umum disebut kerugian minor (minor losses), untuk membedakan bahwa yang disebut kerugian mayor (major losses) adalah bagian besar kerugian sistem yang berkaitan dengan gesekan pada bagian pipa yang lurus. Untuk kebanyakan kasus hal ini berlaku. Dalam kasus-kasus lainnya kerugian minor lebih besar dari kerugian mayor. Penulis akan menunju kan bagaimana caranya menentukan berbagai kerugian minor yang biasanya terjadi dalam sistem-sistem perpipaan.
Kerugian head yang berkaitan dengan aliran melalui sebuah katup adalah kerugian minor yang biasa terjadi. Tujuan dari penggunaan sebuah katup adalah untuk memberikan suatu cara untuk mengatur laju aliran. Hal ini dipenuhi dengan mengubah geometri dari sistem (yaitu dengan membuka atau menutup katup akan mengubah pola aliran melalui katup), yang pada akhirnya akan mengubah kerugian yang berkaitan dengan aliran yang melalui katup tersebut. Tahanan aliran atau kerugian head melalui katup mungkin merupakan bagian yang penting dari tahanan sistem. Pada kenyataannya, dengan katup tertutup, tahanan aliran tak terhingga fluida tidak dapat mengalir. Kerugian minor seperti itu mungkin akan menjadi sangat penting. Dengan katup terbuka lebar, tambahan tahanan karena keberadaan katup mungkin dapat diabaikan namun mungkin juga tidak.
Pola aliran melalui sebuah komponen yang khas seperti sebuah katup ditunjukkan dalam Gambar 2.4 Tidaklah sulit untuk menyadari bahwa analisis teoretis untuk memperkirakan rincian aliran-aliran seperti itu guna memperoleh kerugian head dari komponen-komponen ini belum dapat dilakukan. Jadi, informasi kerugian head untuk keseluruhan komponen di berikan dalam bentuk tak berdimensi dan berdasarkan pada data eksperimental. Metode yang paling umum digunakan untuk menentukan kerugiankerugian head atau penurunan tekanan adalah dengan menentukan koefisien kerugian, K , yang didefinisikan sebagai


a.         Ujung Masuk (Inlet) Pipa
Jika  menyatakan kecepatan aliran setelah masuk pipa, maka nilai koefisien kerugian gesekan K dapat di lihat pada gambar 2.2 (a), (b), (c) dan (d).

         Gambar 2.3 Koefisien rugi gesekan ujung masuk pipa

b.         Perubahan Penampang Pipa Secara Mendadak
Pada kerugian yang terjadi karena perubahan penampang, nilai K merupakan fungsi aspek rasio. Aspek rasio adalah perbandingan penampang yang lebih kecil dengan penampang yang lebih besar. Untuk perubahan penampang seperti pengecilan penampang pipa mendadak (sudden contraction) dan pembesaran penampang pipa mendadak (sudden expansion), nilai K diberikan dalam Gambar 2.3 (a) dan (b).
Gambar 2.4 Koefisien gesekan penampang pipa
c.         Belokan Pada Pipa
Belokan dalam pipa menghasilkan kerugian head yang lebih besar dari pada pipa yang lurus. Kerugian disebabkan daerah yang terpisah dari aliran dekat bagian dalam belokan (terutama tikungan tajam). Beberapa belokan pipa seperti elbows, katup, tees, valve dan lain sebagainya.
Tabel 2.3 Nilai koefisien kerugian minor (K)
No
Komponen
K
1
Elbows

Reguler 90o, flanged
0.3
Reguler 90o, thredad
1.5
Long radius 90o, flanged
0.2
Long radius 90o, thredad
0.7
Long radius 45o, flanged
0.2
Reguler 45o, thredad
0.4
2
180o return bends

180o return bends, flanged
0.2
180o return bends, thredad
1.5
3
Tees

Line flow, flanged
0.2
Line flow, thredad
0.9
Branch flow, flanged
1.0
Branch flow, thredad
2.0
4
Union, thredad
0.08
5
Valves

Globe, fully open
10
Angle, fully open
2
Gate, fully open
0.15
Gate, ¼ closed
0.26
Gate, ½ closed
2.1
Gate, ¾ closed
17
Swing check, forward flow
2
Ball valve, fully open
0.05
Ball valve, 1/3 closed
5.5
Ball valve, 2/3 closed
210



BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang akan dilakukan digambarkan pada diagram alir dibawah ini :






TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT 

Share this:

Enter your email address to get update from Kompi Ajaib.

No comments

Copyright © 2015. study teknik mesin ( materi kuliah ) - All Rights Reserved
Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger